Edisi Cetak Diterbitkan PUSTAKA MELAYU Tahun 2005

Senin, 19 Januari 2009

Juaro 17

MENGHADAPI Pemilihan Umum 1999, Putra dan beberapa kawannya mendirikan sebuah organisasi pemantau HAM (hak asasi manusia). Alasan pendirian organisasi itu karena persoalan utama di Indonesia untuk 10 tahun ke depan masih berkisar pelanggaran HAM.
Kepopuleran dirinya selama menjadi aktivis mahasiswa membuat sejumlah lembaga donor dari Amerika Serikat dan Eropa mau membantu semua aktivitasnya, terutama berkaitan dengan pendidikan politik serta penguatan organisasi masyarakat sipil, seperti kaum buruh dan tani.
Hampir setiap hari Putra tampil di media massa, baik lokal maupun nasional. Bila ada aksi yang dilakukan petani atau buruh, Putra selalu berada di depan. Dia berteriak agenda reformasi, berteriak soal hak-hak masyarakat sipil, berteriak soal hak-hak rakyat yang telah dirampas perusahaan atau Pemerintah.
Setelah mendapatkan sejumlah dana, organisasi Putra tidak lagi menumpang di kantor LBH Swarna Bhumi. Organisasi itu menyewa sebuah rumah di kawasan Bukitbesar, sebuah rumah dengan lima kamar.
Siapa Putra? Setelah menamatkan sekolah menengah atas di Jakarta, Putra menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Balaputra Dewa. Nama lengkapnya Putra Sriwijaya.
Bapaknya bekerja pada sebuah perusahaan perkebunan. Ibunya tidak bekerja. Keluarganya tinggal di daerah Cempaka Putih, Jakarta. Putra anak tertua dari tiga bersaudara. Sejak duduk kelas satu sekolah menengah pertama, Putra ingin sekali bersekolah ke Palembang.
“Entahlah, Pa, aku pingin benar kuliah ke Palembang.”
“Ya, wajar saja. Kamu kan lahir di sana,” kata bapaknya.
“Tapi, menurut Mama, sebaiknya kamu kuliah di Jakarta. Biar tidak jauh dari kami,” timpal ibunya.
“Ma, kuliah di Palembang itu keinginanku sejak lama. Aku kan dapat pulang setiap ada kesempatan atau Mama yang mengunjungiku ke Palembang. Di sana kan ada saudara Papa.”
“Sudah tidak ada lagi. Semuanya meninggal dunia.”
“Aku ingin sekali kuliah di Palembang, Ma.”
Keinginan Putra kuliah di Palembang tidak dapat dicegah kedua orangtuanya. Dia lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Dia diterima di Fakultas Hukum Universitas Balaputra Dewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar