Edisi Cetak Diterbitkan PUSTAKA MELAYU Tahun 2005

Selasa, 17 Februari 2009

Juaro 49

ORANGTUA Putra terkejut dan ketakutan ketika mendengar kabar anaknya diculik orang yang tak dikenal. Mereka diberi tahu setelah lima hari Putra tidak diketahui keberadaannya.
“Kalau dulu dia dengar nasihat aku, tidak usah kuliah di Palembang, mungkin tidak seperti ini kejadiannya. Papa kan yang memberi dukungan kepadanya,” kata ibu Putra, sesaat pesawat yang mereka tumpangi mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.
“Ya, sudah, Ma. Ini tak ada kaitannya dengan tempat dia kuliah. Ini kehendak Tuhan dan akibat para pejabat yang jahat dan korup. Palembang ini tempat kelahirannya, jadi jika dulu kucegah, percuma. Aku tahu wataknya yang keras,” kata bapak Putra.
Di bandara itu, kedua orangtua Putra dijemput Beben dan Tandu. Keduanya kemudian dibawa ke kantor LBH Swarna Bhumi.
“Menurut kami kemungkinan besar Putra diculik berkaitan dengan kerjanya membela warga Kampung 7 Ulu yang akan digusur. Dan, kami sudah melaporkan kasus ini ke polisi, dan polisi terus melakukan penyelidikan,” kata Beben.
“Apa kemungkinan dia selamat?” tanya bapak Putra.
Beben menatap Tandu serta beberapa aktivis LBH Swarna Bhumi lainnya.
“Pak Bambang, mudah-mudahan dia masih selamat. Kita berusaha dan berdoa,” kata Beben, terus menundukkan kepala dan menarik napas.
Ibu Putra tak mampu menahan tangisnya. Dia pun menangis sambil menutup kedua wajahnya dengan telapak tangannya. Suaminya berusaha menenangkan dengan cara memeluk pundaknya. Melihat adegan itu mata Beben dan Tandu pun berkaca-kaca.
Tak lama kemudian, di halaman Kantor LBH Swarna Bhumi itu, seratusan mahasiswa berunjukrasa. Unjukrasa memberi dukungan moral kepada kedua orangtua Putra.
“Putra Akan Selamat dan Penculiknya Akan Tertangkap” tulis para pengunjukrasa di sebuah spanduk warna putih.
Sebelumnya, seratusan mahasiswa tersebut berunjukrasa di Kantor Walikota Palembang dan Kantor Polisi Kota Besar Palembang. Dalam tuntutannya, mereka minta agar Putra dibebaskan dan penculiknya dihukum.
Di Kampung 7 Ulu, kedukaan juga dirasakan warganya. Setiap malam, setelah mengetahui Putra diculik, warga di kampung itu melakukan doa bersama.
Sedangkan media massa, hampir setiap hari memberitakan perkembangan penculikan terhadap Putra. Bahkan, kedua orangtua Putra beberapa kali diberitakan secara eksklusif oleh media massa cetak dan elektronik.
Puluhan pemberitaan media massa ataupun aksi para mahasiswa dan aktivis LSM mengenai penculikan Putra, tidak mampu membuat penculiknya membebaskan Putra. Termasuk aksi mogok makan yang dilakukan Yulia, pacar Putra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar